Senin, 07 Oktober 2013

Mendidik Si Tunggal

Mendidik Si Tunggal
            Saya memang belum mempunyai pengalaman bagaimana cara mengasuh anak yang baik, karena memang saya belum menikah dan memiliki anak. Hehehe.. J Maka dari itu, disini saya tidak bermaksud untuk menggurui atau mengajari siapa pun. Saya hanya mencoba mengutarakan pendapat yang saya miliki, ditambahkan dengan beberapa pengetahuan tentang topik yang akan kita bahas ini. Selamat menikmati J
             Pasti kita semua sudah tidak asing lagi dengan ungkapan kalau anak tunggal itu manja, egois, banyak menuntut, sulit berbagi, sulit diajak bekerja sama, ingin selalu dilayani, dan lain sebagainya. Itulah stereotip yang berkembang di masyarakat mengenai anak tunggal. Padahal menurut saya tidak semua anak tunggal seperti itu. Semua tergantung bagaimana pengasuhan orang tua dan juga lingkungan sekitar tentunya. Dalam hal ini, saya akan lebih fokus kepada pengasuhan orang tua kepada anak tunggal.
            Orang tua yang memiliki anak tunggal dan cenderung memanjakannya mungkin mempunyai maksud ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dan tidak ingin hal yang buruk terjadi pada anaknya, sehingga mereka mencurahkan semua kasih sayang yang ada kepada anaknya karena ialah harapan satu-satunya di keluarga. Memang wajar apabila orang tua mempunyai maksud seperti itu, karena memang seperti itulah seharusnya orang tua. Namun terkadang sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Termasuk memberi perhatian yang berlebih kepada anak, bahkan cenderung overprotektif. Ada saatnya orang tua yang memiliki anak tunggal memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkembang menjadi anak yang lebih mandiri. Apabila pada saat masa kecilnya ia selalu berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa usaha yang lebih (kehendaknya selalu dituruti oleh orang tua), selalu mendapat pertolongan sehingga tidak pernah merasa kesusahan, maka nantinya ia tersebut akan tumbuh menjadi anak yang egois atau mementingkan dirinya sendiri dan kurang mempunyai rasa tanggung jawab.
            Sikap overprotektif dalam mendidik anak tunggal dapat menghambat anak dalam proses pembentukan identitas diri nantinya. Hal itu disebabkan karena ia tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Ia tidak memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, padahal masa kanak-kanak merupakan masa prakelompok dimana dasar-dasar sosialisasi mulai diletakkan dan pada keadaan normal hubungannya akan meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, sikap overprotektif orang tua akan membuat anak tidak mempunyai rasa percaya diri atau minder dan tidak mempunyai jiwa sosial yang baik. Orang tua seharusnya justru memberi kebebasan kepada anak tunggal untuk bersosialisasi, berkreasi dengan lingkungan sekitar namun tetap dengan batasan-batasan yang wajar dan penuh tanggung jawab.
            Sebagai orang tua, seharusnya menyadari bahwa waktu akan terus berputar, begitu pula dengan anaknya yang lama-kelamaan akan tumbuh menjadi orang dewasa yang akan mempunyai kehidupan sendiri nantinya. Dalam artian, tidak selamanya anak akan hidup dan bergantung kepada orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus memanfaatkan masa kanak-kanak dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memanjakannya, walaupun itu anak tunggal sekalipun. Dengan pengasuhan yang baik, seperti memberi anak kesempatan untuk lebih mandiri; melatih anak untuk percaya pada kemampuan dirinya sendiri; memberi kebebasan anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya; serta adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, maka anak tunggal yang pada umumnya dicap negatif bukan tidak mungkin akan memiliki sifat-sifat positif yang bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

            Sekian yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kalian yang membaca J Seperti yang lainnya, saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk diri saya yang lebih baik J ありがとう ございます


ASRI FAUZIYAH H.
115120300111006/19
PSIKOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

5 komentar:

  1. Saya ingin bertanya yang mugkin diluar fokus topik pembicaraan anda. Selain pola asuh orang tua, faktor apa lagi untuk menjadikan anak tunggal menjadi anak yang tidak egois, mau menang sendiri dll?

    BalasHapus
  2. Reply to Dora:
    Maaf saya sedikit bingung dengan pertanyaannya :) Yang anda maksud itu faktor yang menjadikan anak tunggal menjadi anak yang "tidak egois dan mau menang sendiri" atau "tidak egois dan tidak mau menang sendiri" atau "egois dan mau menang sendiri" ? hehe :D

    BalasHapus
  3. hahaha.

    maksudnya, "tidak egois, mau menang sendiri, dan teman-temannya yang negatif." ditunggu jawabannya aci oren dua puluh :D

    BalasHapus