GANGGUAN
SIKAP MENENTANG PADA ANAK
Pernah mendengar istilah ODD? Perlu digaris bawahi ini tidak ada
sangkut pautnya dengan program diet yang lagi digemari masyarakat Indonesia
ya.. itu OCD!! Jauuuh.. pembahasan kita kali ini tidak ada hubungannya dengan
diet, namun ODD ini ada hubungannya dengan anak-anak. Pernah dengar istilah
itu?
Mmm, pernah nemuin anak-anak yang suka menentang? Disuruh ini,
disuruh itu, yang ada jadinya nangis. Bisa jadi, anak ini mendapati suatu
gangguan yang disebut dengan gangguan sikap menentang. Dari kata-katanya sudah
bisa ditebak, pasti anaknya suka menentang, atau.. tidak patuh terhadap
perintah. Ya.. ya.. bisa jadi didefinisikan seperti itu (untuk simple-nya)
:p.
Jadi, gangguan sikap menentang atau bahasa kerennya biasa disebut
ODD (oppositional defiant disorder) ditandai oleh perilaku negatif dan
menentang sebagai respon terhadap perintah dari orang tua, guru, atau figure
lain. Anak-anak ODD dapat bersikap dengki atau dendam kepada orang lain tetapi
biasanya tidak menunjukkan perilaku kasar, agresif, dan nakal. ODD ini lebih
umum terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
Anak ODD lebih cenderung menentang, mereka secara sengaja
mengganggu orang lain, mudah marah, sensitif atau mudah tersinggung,
menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahannya, benci, dengki dan dendam
pada orang lain. Biasanya gangguan ini dimulai sebelum usia 8 tahun. Biasanya
bermula di lingkungan rumah dan dapat meluas pada lingkungan lain.
Faktor penyebab ODD belum diketahui. Beberapa ahli berpendapat
bahwa sikap menentang merupakan ekspresi dari temperamen (kecenderungan perilaku) anak yang digambarkan
sebagai tipe “anak yang sulit” pada perkembangan emosi anak. Anak yang sulit ini biasanya suka rewel,
cengeng, pada masa pengenalan makanan itu susah menerima semua makanan
(pilih-pilih). Jika tidak didukung dengan pola asuh orang tua yang sesuai,
serta kasih sayang yang kurang dapat mengakibatkan perkembangan perilaku antisosial
dan juga susah dalam beradaptasi
Teoritikus lain seperti teoritikus psikodinamika melihat ODD
sebagai tanda hubungan pada saat masa anal psikoseksual pada anak (kepuasan
pada anus). Pada masa ini anak belajar mengendalikan otot-otot untuk buang air
(mulai bisa menahan buang air), sehingga biasanya konflik yang muncul, terjadi
antara orang tua dan anak pada toilet training, yang akhirnya sisa-sisa konflik
tersebut diekspresikan dalam bentuk menentang. Karena pada masa anal inilah
anak diperkenalkan pada aturan yang mengenalkan dia antara benar dan salah,
atau sebagai pengontrolan dirinya dalam bertindak.
Jadi, untuk mengantisipasi anak agar terhindar dari gangguan sikap
menentang atau ODD, dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Terutama orang tua
dalam pemberian kasih sayang serta pola asuh yang tidak terlalu ketat
(otoriter), memanjakan (Indulgent), kurang kontrol (neglectful). Sesuatu yang
terlalu atau berlebihan kan tidak baik, jadi perpaduan pola asuh antara
authoritative dengan ketiga pola asuh diatas haruslah seimbang, terutama pada
anak yang tergolong “anak yang sulit”.
Dan
juga pemenuhan tugas perkembangan anak pada masa anal yang harus terpenuhi.
Jadi dalam pembelajaran mengenai aturan pada anak haruslah terpenuhi pada masa
itu, yaitu antara 1,5 tahun-3 tahun. Selama itu anak diusahakan telah mendasari
pengetahuan antara benar dan salah melalui pembelajaran dai orang tua, tentunya
dengan model pembelajaran yang sesuai dengan usia anak. Jika hal tersebut
terpenuhi, insyaAllah anak dapat mengontrol diri, atau kalau istilah
psikologinya regulasi diri (self-regulation) , atas perilakunya dan
tidak lagi menentang orang tua, serta orang lain :).
AMALIA
RAHMININGRUM
115120307111068
Tidak ada komentar:
Posting Komentar