Senin, 21 Oktober 2013

GANGGUAN SIKAP MENENTANG (ODD)


GANGGUAN SIKAP MENENTANG PADA ANAK

Pernah mendengar istilah ODD? Perlu digaris bawahi ini tidak ada sangkut pautnya dengan program diet yang lagi digemari masyarakat Indonesia ya.. itu OCD!! Jauuuh.. pembahasan kita kali ini tidak ada hubungannya dengan diet, namun ODD ini ada hubungannya dengan anak-anak. Pernah dengar istilah itu?
Mmm, pernah nemuin anak-anak yang suka menentang? Disuruh ini, disuruh itu, yang ada jadinya nangis. Bisa jadi, anak ini mendapati suatu gangguan yang disebut dengan gangguan sikap menentang. Dari kata-katanya sudah bisa ditebak, pasti anaknya suka menentang, atau.. tidak patuh terhadap perintah. Ya.. ya.. bisa jadi didefinisikan seperti itu (untuk simple-nya) :p.
Jadi, gangguan sikap menentang atau bahasa kerennya biasa disebut ODD (oppositional defiant disorder) ditandai oleh perilaku negatif dan menentang sebagai respon terhadap perintah dari orang tua, guru, atau figure lain. Anak-anak ODD dapat bersikap dengki atau dendam kepada orang lain tetapi biasanya tidak menunjukkan perilaku kasar, agresif, dan nakal. ODD ini lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
Anak ODD lebih cenderung menentang, mereka secara sengaja mengganggu orang lain, mudah marah, sensitif atau mudah tersinggung, menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahannya, benci, dengki dan dendam pada orang lain. Biasanya gangguan ini dimulai sebelum usia 8 tahun. Biasanya bermula di lingkungan rumah dan dapat meluas pada lingkungan lain.
Faktor penyebab ODD belum diketahui. Beberapa ahli berpendapat bahwa sikap menentang merupakan ekspresi dari temperamen (kecenderungan perilaku) anak yang digambarkan sebagai tipe “anak yang sulit” pada perkembangan emosi anak. Anak yang sulit ini biasanya suka rewel, cengeng, pada masa pengenalan makanan itu susah menerima semua makanan (pilih-pilih). Jika tidak didukung dengan pola asuh orang tua yang sesuai, serta kasih sayang yang kurang dapat mengakibatkan perkembangan perilaku antisosial dan juga susah dalam beradaptasi
Teoritikus lain seperti teoritikus psikodinamika melihat ODD sebagai tanda hubungan pada saat masa anal psikoseksual pada anak (kepuasan pada anus). Pada masa ini anak belajar mengendalikan otot-otot untuk buang air (mulai bisa menahan buang air), sehingga biasanya konflik yang muncul, terjadi antara orang tua dan anak pada toilet training, yang akhirnya sisa-sisa konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk menentang. Karena pada masa anal inilah anak diperkenalkan pada aturan yang mengenalkan dia antara benar dan salah, atau sebagai pengontrolan dirinya dalam bertindak.
Jadi, untuk mengantisipasi anak agar terhindar dari gangguan sikap menentang atau ODD, dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Terutama orang tua dalam pemberian kasih sayang serta pola asuh yang tidak terlalu ketat (otoriter), memanjakan (Indulgent), kurang kontrol (neglectful). Sesuatu yang terlalu atau berlebihan kan tidak baik, jadi perpaduan pola asuh antara authoritative dengan ketiga pola asuh diatas haruslah seimbang, terutama pada anak yang tergolong “anak yang sulit”.
Dan juga pemenuhan tugas perkembangan anak pada masa anal yang harus terpenuhi. Jadi dalam pembelajaran mengenai aturan pada anak haruslah terpenuhi pada masa itu, yaitu antara 1,5 tahun-3 tahun. Selama itu anak diusahakan telah mendasari pengetahuan antara benar dan salah melalui pembelajaran dai orang tua, tentunya dengan model pembelajaran yang sesuai dengan usia anak. Jika hal tersebut terpenuhi, insyaAllah anak dapat mengontrol diri, atau kalau istilah psikologinya regulasi diri (self-regulation) , atas perilakunya dan tidak lagi menentang orang tua, serta orang lain :).

AMALIA RAHMININGRUM
115120307111068

Tidak ada komentar:

Posting Komentar