Kamis, 24 Oktober 2013

Disleksia

       DISLEKSIA

Perjalanan dimulai dari mencari subjek yang menurut kami sangat susah untuk ditemukan, karena penderita disleksia umumnya sangat tersembunyi, karena pada dasarnya penderita disleksia ini seperti orang pada umumnya, namun memiliki kekurangan pada kesulitan membaca dan menulis.
Singkat cerita kami mendapatkan subjek, dari seorang asisten laboratorium psikologi UB bernama Mas Ardi, ia menyarankan kami menemuia Anas di Sekolah Luar Biasa Sumber Dharma di daerah Belimbing Malang, tepatnya di Jl.Candi Jago no.28
            Setelah kami membuat janji dengan kepala sekolah, kami memulai observasi dan wawancara pada 9 Oktober 2013 tepatnya Pukul 07.00 hingga 10.00, dimana menurut pengajar disini waktu inilah yang dirasa paling efektif dalam mengobservasi siswa, karena mereka masih semangat dalam belajar.
            Anas ialah subjek observasi kami, ia adalah murid SMPLB Sumber Dharma ini, ia berusia kurang lebih 12 Tahun, ia menderita disleksia, namun sebelumnya Anas pernah bersekolah di sekolah dasar negeri namun karena keterbatasannya dalam membaca dan menulis, ia dipindahkan ke SLB ini.
Perawakan Anas memnag seperti anak pada umumnya, sangat ceria dan welcome sekali pada orang baru. Ia menceritakan setiap pertanyaan yang kami lontarkan, tidak ada rasa malu dan ketakutan dari dirinya, ia terlihat jujur, polos dan bersahaja sekali.
Setelah kita coba dia untuk membaca dan menulis, sebenarnya dia anak yang cukup pandai, dia bisa membaca abjad dan angka lepas (berdiri sendiri) namun dia mulai kesulitan dalam membaca huruf yang sudah menyambung menjadi sebuah kata, apalagi bila huruf itu ditulis tidak sempurna, ia bahkan tidak hanya salah menyebutkan huruf tersebut namun sudah tidak mampu menyebutkan itu huruf apa.
Kesenian merupakan salah satu bidang yang bisa diasah oleh anak ini, dimana ia bisa membuat beragam hasta karya yang menurut kami tahap pengerjaannya cukup sulit dan membutuhkan ketelatenan. Lalu menyanyi, Anas adalah salah satu siswa yang suka menyanyi terutama pada genre Dangdut.
Selain kesenian, ia juga bercerita bahwa ia suka memasak, dan mampu memasak dengan menu sederhana.
 Disinilah keunggulannya sebagai seorang penderita disleksia, yang mungkin akan kami jadikan pelajaran hidup kedepannya, bahwa disetiap kekurangan kita, kita pasti memiliki kelebihan yang dititipkan Tuhan untuk kita, sehingga tidak ada kata menyerah.. keep calm and spirit!


by:Fadhli

1 komentar:

  1. semoga usaha keras kita buat menemukan penderita disleksia ini sebanding dengan hasil yang kita peroleh nantinya, amiiiiinnnnnnn ;)

    BalasHapus