Jumat, 03 Januari 2014

Anak dan Media: Power Rangers dan Mobil Remote Control Mengisi Liburan Akhir Pekan



          Ardant adalah seorang anak yang duduk di kelas 3 sekolah dasar, kini umurnya 9 tahun. Akhir pekan, terutamanya minggu pagi merupakan waktu yang ditunggu-tunggu ardant untuk mneyaksikan serial TV favoritnya yaitu Power Rangers. Ketika serial TV tersebut mulai diputar maka tidak ada yang dapat mengganggunya dan dia pun tidak ingin ada yang mengganggunya. Aktivitas dan tawaran apapun tidak akan mampu membuatnya melewatkan Sekali pun beberapa kali terselingi oleh iklan maka dia tidak akan beranjak dari tempatnya. Ketika serial TV Power Rangers selesai, makan kini giliran untuk memainkan mobil kesayangannya. Mobil yang dikendalikan dengan remote control diarahkannya kesana kemari. Terkadang dia mengajak salah satu anggota keluarganya untuk melihat aksinya dalam menjalankan mobilnya tersebut, atau bahkan dia cukup asyik dengan bermain sendiri.
Data umum

v  Bentuk :Permainan Mobil
v  Energi : Baterai
v  Alat Penunjang : Remote Control
v  Jenis : Serial TV
v  Judul : Power Rangers
v  Durasi: 25 menit
Penyampaian content
v  Miniatur mobil

v  Cerita dalam bentuk film.
Content
v  Mengendalikan mobil dari jarak dekat-sedang menggunakan remote control. Mobil dapat bergerak kedepan-kebelakang-samping-berputar. Mobil dikendalikan bukan pada rute khusus. Dijalankan sambil berdiri dan sesekali mengikuti arah geraknya dengan berlari-lari kecil.
v  Terdapat lima ksatria yang beraktivitas seperti layaknya orang biasanya seperti kuliah, bekerja sampingan, makan di restoran. Namun mereka sesekali datang ke markas dimana terdapat banyak monitor dan alat-alat canggih. Benda-benda tersebut yang dapat melacak keberadaan musuh atau bahaya. Muncullah monster yang berjalan di jalan raya merusak gedung-gedung & menginjak mobil-mobil. Yang kemudian bagi anggota yang menge ta- huinya mengabarkan kepada rekannya yang lain melalui alat komunikasi yang berbentuk layaknya jam tangan. Kemudian masing berubah menggunakan kostumnya dan tiba-tiba beberapa anggota menyusul anggota lainnya yang sampai terlebih dahulu. Dilawanlah monster yang besar dan tersebut bahkan hingga terjatuh-jatuh. Dan pada akhirnya salah satu dari Power Rangers menemukan kelemahan monster tersebut dan menyerangnya tengan tepat. Kalahnlah monster tersebut kemudian bumi kembali damai
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
v  Melatih kemampuan motorik halus anak.
v  Mengasah kepekaan dan pemahaman terhadap lingkungan atau situasi sebagai medan yang dihadapi.
v  Menjadikan anak lebih inisiatif dan solutif
v  Memahami mana yang baik dan buruk
v  Cinta perdamaian
v  Berani melawan yang salah
Sasaran pembaca/penonton
v  Pada dasarnya permainan ini diperuntukkan oleh anak maupun remaja laki-laki, yang membedakan sasaran antara keduanya yaitu kerumitan dari tipe mobil yang digunakan.
v  Sasaran serial TV ini adalah anak-anak terutamanya berjenis kelamin laki-laki, karena menyuguhkan adegan dan detail yang disukai anak laki-laki.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
v  Miniatur mobil yang dikemas dengan detail yang menarik layaknya mobil balap atau mobil-mobil elit lainnya
v  Cukup menggerak-gerakkan jari untuk memainkannya sehingga tidak membuat kelelahan atau posisi badan yang kurang nyaman.
v  Memungkinkan pemainnya untuk berkreasi melalui atraksi tanpa membahyakan diri sendiri maupun orang lain.
v  Menjadikan pemainnya lebih peka terhadap lingkungan dan situasi yang ada sehingga mampu menjalankan kendaraannya dengan baik.
v  Sebagai simulasi dalam berkendara kelak.
v  Adegan-adegan seperti perkelahian, berkendara dengan mobil atau sepeda motor, penggunaan senjata adalah hal-hal yang disukai dan identik dengan anak laki-laki.
v  Dalam beberapa bagian cerita dikemas dengan efek-efek yang semakin mendukung imajinasi anak.
v  Lawan yang dihadapi tiap serinya berbeda-beda sehingga menarik untuk terus diikuti.
v  Pemeran atau anggota Power Rangers adalah orang dewasa yang tentunya memiliki pemikiran dan wewenang  yang berbeda dengan anak-anak.
Teori yang relevan
v  Anak-anak  lebih mengikuti gambaran-gambaran tugas yang relevan dengan suatu pemecahan masalah daripada gambaran-gambaran yang tampak menonjol (Santrock, 1995)
v  Adanya peningkatan memori jangka panjang yang mana salah satu aspeknya adalah Control Processes yang merupakan proses-proses kognitif yang tidak terjadi secara otomatis, tetapi memerlukan usaha dan upaya. Proses ini juga disebut dengan strategi. Tiga proses diantara- nya: pengulangan, organisasi, perbandingan (Santrock, 1995)
v  Pada usia sekolah anak memiliki kesiapan yang baik untuk memaksimalkan motorik halusnya.
v  Adanya waktu dan kemandirian di dalam suatu setting yang menyenangkan  untuk melahir- kan berbagai kemungkinan solusi bagi suatu masalah yang merupakan salah satu bentuk kreativitas
v  Bandura:  Modeling merupakan pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Individu yang mengamati orang lain diberi pengautan karena berperilaku tertentu kemung- kinan akan menampilkan perilaku yang sama lebih sering lagi disebut vicarious reinforcement, sebaliknya ketika mendapatkan hukuman kerena perilaku tertentu, kecil kemungkinan bagi pembelajar untuk mengikuti perilaku yang sama disebut vicarious punishment.
v  Aspek positif dari televise adalah memeperlihatkan kepada anak suatu dunia yang berbeda dari dunia dimana mereka tinggal, memeberikan sudut pandang dan informasi yang lebih luas, media pendidikan dan perkembangan anak (Esty & Fish, 1991)
v  Anak yang melihat adegan kekerasan pada televisi lebih agresif dibandingkan yang tidak (Santrock, 1995)

Analisis serial TV “Power Rangers” dan permainan “Mobil Remote Control”
            Power Rangers adalah serial TV yang sudah lama ada dan ditayangkan setiap minggu pagi. Terdiri dari lima ksatria yang menjaga kedamaian dunia dari musuh yang memiliki niat jahat atau merusak bumi. Mereka beraktivitas layaknya manusia lainnya dan berubah menggunakan kostum ketika mengetahui adanya musuh. Sehingga dalam serial ini “Power Rangers” selalu menjadi pemeran protagonis (baik) sedangkan lawan-lawannya adalah pemeran antagonis (jahat). Sejalan dengan hal tersebut, anak-anak pada usia sekolah masih belum cukup matang untuk melihat sisi abu-abu maka yang mereka tahu hanya ada orang baik dan jahat dalam kehidupan ini. Dari dua pilihan yang ada tentunya anak akan memilih peran yang baik, yang disukai dan dipuja oleh kebanyakan orang yang mengetahuinya. Namun sayangnya kebaikan dari Power Rangers ditunjukkan melalui perkelahian melawan musuh, yaitu perkelahian orang dewasa menggunakan senjata dan kekuatan penuh kekuatan, yang tentunya hal tersebut tidak dapat atau semestinya dilakukan oleh anak-anak. Mereka mengira bahwa apa yang ada dalam tayangan tersebut sama atau  semudah dilakukan dalam keadaan nyata. Dalam kenyataannya masalah tidak dapat dihadapi dengan satu tindakan (seperti peperangan) dan efeknya lebih kompleks. Maka hal yang perlu diwaspadai adalah anak ingin meniru semua tindakan Power Rangers terlepas dalam konteks yang tepat atau tidak agar tidak sampai terjadi efek yang tidak mereka fahami. Namun tentunya ada hal positif dari serial TV ini, yaitu mengajarkan anak-anak untuk memahami kategori orang secara sederhana dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu juga memberikan informasi dan kosakata baru bagi anak. Sehingga serial TV “Power Rangers” memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif yang hampir berimbang.
Miniatur mobil yang dikendalikan remote control merupakan permaianan dengan manfaat yang baik dengan resiko yang kecil bagi anak dan tentunya menyenangkan. Anak cukup mengendalikannya dengan menggerak-gerkakkan jarinya dalam posisi berdiri maupun duduk, dari jarak dekat maupun sedang. Gerakan jari yang ada tentu memiliki dasar yang mana masing-masing  tombol memiliki fungsi sehingga anak dituntut untuk menyesuaikan antara maksud atau kebutuhannya dengan menekan tombol yang ada agar mobil dapat dijalankan dengan baik. Dalam hal ini terdapat dua hal manfaat yang baik bagi perkembangan anak, yaitu : 1. Melatih motorik halus yaitu tangan atau lebih spesifiknya adalah jari, merangsang syaraf-syaraf otak agar dapat  terkoneksi dengan baik. Dalam permainan ini juga dilatih untuk memiliki pemahaman dan kepekaan terhadap situasi yang diwujudkan dalam bentuk reflek dalam mengendalikan mobil. Anak belajar bagaimana seharusnya menghadapi berbagai medan seperti tanjakan, turunan, belokan. Selain itu anak juga melihat posisi dan kemungkinan untuk mengatur gerak mobil agar tidak terhambat dan menabrak. Sehingga permainan ini pun dapat dikatakan sebagai simulasi bagi anak dalam berkendara. Setelah anak mahir mengendalikan mobil dengan baik maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah bereksperimen. Dalam bereksperimen inilah kreativitas anak dapat dibentuk dan dieksplorasi. Anak akan mencari tantangan baru dengan trik-trik baru pula untuk mengendalikannya. Namun hal baiknya adalah eksperimen yang dilakukan tidak berbahaya bagi anak maupun orang sekitarnya karena mobil hanya berupa miniatur dan anak tidak terlibat langsung, sehingga jika terjadi kerusakan atau tabrakan dengan benda hanya akan berefek pada mobil.
Opini pribadi/ keputusan

Saya lebih menyukai permainan mobil dengan remote control untuk anak-anak karena mengingat manfaat yang didapatkan banyak dan resiko dalam permainan ini pun kecil atau dapat dikatakan relatif aman. Sehingga saya menyarankan pada orangtua untuk dapat mengarahkan anak untuk memilih permainan yang baik seperti mobil remote control ini. Sedangkan media yang satu lagi yaitu serial TV “Power Rangers” yang memungkinkan adanya resiko atau dampak negatif maka anak tidak harus dilarang melihatnya melainkan dapat dilakukan pendampingan orang tua, karena masih ada hal positif yang dapat diambil didalamnya. Namun pada dasarnya pendampingan orang tua perlu dilakukan untuk memberikan pemahan kepada anak tentang nilai dan norma sehingga memaksimalkan manfaat yang diraih dan meminimalisir dampak buruk bagi anak dalam masa pembelajaran. 

Oleh: Shilvia Dwi Criandhani ( 115120301111046)

Anak & Media

Suka Nonton Film Kartun Curiuos George VS Membaca buku dongeng Kancil dan Siput
Subjek merupakan anak berusia 6 tahun dan duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Subjek merupakan sepupu saya. Ketika saya tanya kartun apa yang dia suka dia langsung menjawab “George!”. Setelah saya telusuri lebih lanjut ternyata yang dimaksudkan dengan george adalah serial kartun yang berjudul Curious George yang tayang di antv. Setiap saya kerumahnya sewaktu siang dia pasti sedang melihat kartun geroge tersebut.  Subjek menyukai film kartun tersebut karena menurutnya kartun tersebut lucu. Dan juga subjek senang melihat kartun tersebut karena katanya monyetnya pintar bisa disuruh ngapa-ngapain dan juga kebetulan sepupu saya tersebut senang dengan hewan monyet.
Untuk buku, subjek sangat menyukai cerita bergambar miliknya yang berjudul Kancil dan Siput. Ketika saya berada di rumah subjek sering mengeluarkan buku serita bergambar tersebut dan membacanya dengan lantang dan kadang subjek meminta saya untuk membacakannya. Meskipun subjek sudah sering sekali membaca buku tersebut namun subjek tidak bosan. Karena kata subjek gambarnya bagus dan ceritanya juga bagus. Memang dalam buku tersebut ada gambar berwarna yang mendukung cerita sehingga membuat lebih menarik.


Data umum
Jenis : Film
Judul : Curious George
Durasi : 15 menit tayang pukul 14.30
Jenis : buku cerita bergambar
Judul : Kancil dan Siput, 20 halaman
Penyampaian content
Film

Buku cerita bergambar
Content
Bercerita tentang george seekor monyet yang sangat cerdik. Kebetulan waktu itu judul nya yaitu Special Dilivery Monkey (Monyet pengantar spesial), jadi disitu george (si monyet pintar) dimintai tolong oleh seorang penjaga restoran untuk mengantarkan pie krim milik chef yang tertinggal. Hari itu si chef ada pertemuan penting dimana pie krim tersebut lah yang menentukan apakah pertemuan itu akan berhasil atau gagal. Akhirnya berangkatlah si george ke tempat dimana pertemuan itu diadakan. George pun bisa tiba dipertemuan tepat waktu setelah melewati cipratan air dari mobil, naik bus, serta diganggu oleh anjing dan juga burung. Berkat george itulah chef tersebut bisa membawakan pie krim dan berhasil dalam pertemuannya.

Bercerita tentang kancil yang sombong dan siput yang cerdik. dahulu kala ada seekor kancil yang sombong. Suatu hari kancil itu menantang seekor siput untuk lomba lari. Karena kancil ingin mempermalukan siput didepan seluruh penghuni hutan dan agar kancil bisa menyombongkan dirinya. Malam sebelum lomba tersebut dilaksanakan, siput mengajak teman-temannya berkumpul untuk mengelabuhi si kancil. jadi siput menyuruh teman-temannya untuk berbaris disepanjang lintasan perlombaan dan bersembunyi di semak-semak. Sehingga ketika kancil memanggil siput maka siput yang posisinya didepan kancil lah yang menjawab. Akhirnya hari pelaksanaan lomba lari tersebut semua penghuni hutan datang untuk melihat pertandingan. Setekah ada aba-aba mulai dengan sombongnya kancil berlari sekencang mungkin meninggalkan siput dibelakang. Setelah cukup jauh dan kancil mulai lelah, kancil memanggil siput dan ternyata suara siput berada didepannya sehingga kancil berlari lagi, dan setelah cukup jauh ia memanggil lagi si sipput dan seperti sebelumnya suara siput berada di depannya. Kemuadian ia berlai lagi sampai dekat dengan garis finish dan betapa terkejutnya bahwa siput telah berada di garis finish terlebih dahulu.
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·        Bagaimana menjalankan tanggung jawab dengan baik
·        Belajar mengitung dan belajar mengetahui letak sesuatu (disebelah kanan-kiri-depan-belakang)
·      Belajar bahwa jangan menjadi orang yang congkak dan sombong
·      Belajar untuk berpikir cerdik

Sasaran pembaca/penonton
·      Film ini cocok untuk semua umur namun lebih cocok untuk anak usia sekolah karena disitu banyak disebutkan hal-hal yang dipahami anak usia sekolah misalnya ada bahasan mengenai hemat energi, untuk anak usia belum sekolah meungkin dia akan bingung dengan apa itu hemat energi. Sedangkan untuk anak sekolah lebih bisa memahaminya.
·      Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena dalam ceritanya lebih menjelaskan mengenai dunia umum anak-anak dan tidak condong ke salah satu gender saja. Ditambah lagi disitu george juga memilliki teman laki-laki dan perempuan sehingga porsinya seimbang. Dapat ditonton oleh laki-laki maupun perempuan
·      Buku cerita ini cocok untuk semua jenis usia. Karena disitu ada gambar yang mendukung. Jadi meskipun anak usia belum sekolah dan tidak bisa membaca pun anak itu bisa tetap mengerti tentang isinya karena ada gambar yang mendukung.
·      Buku cerita ini cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena dalam ceritanya tidak menjelaskan gender apapun. Ditambah lagi dari segi ceritanya tidak ada sisi yang menonjol antara feminim dan maskulin. Karena ceritanya lebih kepada orang yang sombong pada akhirnya akan kalah.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
·      Sesuai usia yang dituju karena dalam setiap cerita dijelaskan oleh narator dengan pelan dan jelas. Juga ceritanya tentang kehidupan sehari-hari anak-anak (ada bermain, berhitung, membedakan warna, dll)
·      Sudah jelas apa yang disampaikan karena ada narasi dalam setiap ceritanya dan juga cerita yang dismapikan cukup sederhana dan menarik.
·      Tetapi tokoh yang digunakan adalah monyet sehingga tidak bisa disamakan antara manusia dengan monyet (karena monyet hewan yang senang menggelantung dan melompat dari ketinggian sehingga berbahaya untuk ditiru)
·      Sesuai usia yang dituju karena huruf yang digunakan besar-besar ditambah dengan penggunaan gambar yang menarik untuk memperjelas isi cerita
·      Isi yang dismpaikan juga cukup jelas karena ada percakapan antara kancil dan siput sehingga anak akan mudah menangkap maksud dan isi dari cerita

Teori yang relevan
·         Anak usia 2-7 tahun menurut piaget masuk dalam tahap pemikiran pra operasional. Pada tahap ini anak sudah mampu membayangkan suatu objek namun dalam bentuk yang sangat sederhana. Serta dapat merepresentasikan secara mental, mengenal simbol , dalam mengopersikan sesuatu, belum bisa melihat dari sudut pandang orang lain, pikiran tidak logis, dan memandang semua benda itu hidup (Erickson dalam Santrock, 2002)
·      Selanjutnya, untuk tahap psikososial yang menandai masa awal anak-anak ialah prakarsa versus rasa bersalah (initiative vs guilt). Pada masa ini anak-anak telah yakin bahwa mereka adalah diri mereka sendiri ; yang selama masa awal anak-anak, mereka harus menemukan menjadi apa mereka kelak. Mereka mengidentifikasikan diri melalui figure yang tampak sangat kuat dan cantik di mata mereka, walaupun sering kali tidak masuk akal, tidak menyenangkan, dan kadang-kadang bahkan berbahaya. (Erickson dalam Santrock, 2002)
·      Teori Modeling albert bandura merupakan proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya.
·      Teori Modeling albert bandura merupakan proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya.
·      Pada usia 2 hingga 7 tahun belajar melalui apa yang ia lihat dan di dengar, dan selanjutnya akan ditiru. (lingkungannya), lalu daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus, sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam imajinasi anak-anak. (Piaget, 1951) yang dikutip Mussen, Conger, Kagen dan Huston (1984).

Analisis dari kedua media :
  • Untuk yang pertama yaitu film atau serial kartun Curious George. Curious george itu sendiri adalah sebuah tayangan yang ditayangkan di televisi. Televisi itu sendiri meskipun dapat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan anak-anak dengan menjauhkan mereka dari pekerjaan rumah, menjadikan mereka pelajar yang pasif, mengajarkan mereka berbagai stereotipe, memberi mereka model-model agresi yang penuh kekerasan, dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tidak realistis tentang dunia, televisi dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak dengan menyajikan program-program pendidikan yang memotivasi, menambah informasi anak-anak tentang dunia di luar lingkungan dekat mereka, dan memberi model-model perilaku prososial ((Easty & Fisch, 1991)dalam Santrock, 2004)276. Selanjutnya menurut teori Modeling albert bandura merupakan proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya. Jadi jika dilihat dari teori modelling Albert Bandura, kartun ini bisa dijadikan contoh dalam belajar dengan menarik. Karena didalam kartun tersebut sering ada pengajaran mengenai menghitung, membantu orang lain, mengetahui jenis warna, dan lain-lain. Sehingga mengajarkan anak untuk belajar dengan menyenangkan. Akan tetapi ada adegan dimana george yang merupakan seekor monyet bergelantungan diatas gedung dan juga memanjat di tempat yang tinggi. Jika tidak didampingi oleh orang tua hal ini cukup membahayakan karena seperti yang disebutkan bahwa anak melakukan perilaku modeling sehingga dikhawatirkan anak juga akan meniru apa yang dilakukan oleh george. Selanjutnya jika dilihat dari teori yang dikemukakan oleh ((Easty & Fisch, 1991) dalam Santrock, 2004) mengajarkan mereka berbagai stereotipe, memberi mereka model-model agresi yang penuh kekerasan, dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tidak realistis tentang dunia, hal itu benar adanya karena george yang merupakan seekor monyet tidak mungkin bisa naik bus sendiri atau bahkan mengantarkan barang milik orang.
  • Selanjutnya untuk cerita bergambar dengan judul Kancil dan Siput sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Piaget bahwa anak usia 2-7 tahun menurut masuk dalam tahap pemikiran pra operasional. Pada tahap ini anak sudah mampu membayangkan suatu objek namun dalam bentuk yang sangat sederhana. Serta dapat merepresentasikan secara mental, mengenal simbol , dalam mengopersikan sesuatu, belum bisa melihat dari sudut pandang orang lain, pikiran tidak logis, dan
    memandang semua benda itu hidup (Erickson dalam Santrock, 2002). Sehingga cerita ini cukup sesuai dengan anak usia 2-7 tahun karena dalam tahap usia ini anak sudah paham mengenai simbol sehingga dengan membaca buku ini anak akan lebih memahami tentang simbol dan huruf. Ditambah lagi dengan teori yang disebutkan oleh (Piaget, 1951) yang dikutip Mussen, Conger, Kagen dan Huston (1984).  Pada usia 2 hingga 7 tahun belajar melalui apa yang ia lihat dan di dengar, dan selanjutnya akan ditiru. (lingkungannya), lalu daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus, sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam imajinasi anak-anak. Sehingga dapat dikatakan bahwa anak secara tidak langsung dapat mencontoh kecerdikan dan kekreativitasan si siput. Dan juga dapat mengembangkan kemampuan imajinasi karena dalam buku cerita tersebut diilustrasikan pula cerita yang ada, sehingga hal tersebut memancing daya imajinasi anak.



My opinion / conclusion :
Saya lebih menyukai cerita bergambar dengan judul Kancil dan Siput karena banyak dampak positif yang bisa diambil. Karena ketika seseorang membaca hal itu melatih kemampuan kognitif dan imajinatif .
Sedangkan media yang satu lagi yaitu televisi dalam film curious george, menurut saya dalam film tersebut masih ada dampak negatif yang dirasakan yaitu karena tokoh utamanya merupakan monyet yang senang bergelantungan maka dikhawatirkan anak meniru tingkah laku tersebut. Ditambah lagi televisi menampilkan tayangan visual sehingga hal itu kurang mengembangkan kemampuan imajinatif anak. Sehingga saya menyarankan pada orang tua untuk mendampingi anak dalam memilih dan menonton tayangan televisi dan juga orang tua lebih mengajarkan pada anak untuk membaca sejak dini.


Milda Faraddina 
115120307111036

Disleksia.



Apa itu disleksia?pasti banyak dari masyarakat yang masih belum mengerti tentang disleksia. Mungkin hanya sebagian kecil yang tahu atau bahkan paham tentang apa itu disleksia. disleksia berasal dari bahasa Yunani, yakni dys yang berarti sulit dalam; lex berasal dari legein, yang artinya berbicara. Jadi secara harfiah, disleksia berarti kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis.
Kelainan ini disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis, atau kesulitan mengenal hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Tetapi banyak guru bahkan orang tua yang menganggap bahwa jika anak tidak bisa membaca maka ia memiliki IQ rendah dan bodoh. Padahal belum tentu! Bisa saja anak tersebut mengalami disleksia. Dan bagi orang tua ataupun guru lebih baik untuk memeriksa lebih lanjut ketika terdapat anak yang sulit membaca ataupun menulis. Dan jika anak positif mengidap disleksia bagi orang tua jangan malu untuk menyekolahkan si anak ke sekolah khusus. Karena sekolah khusus sama saja seperti sekolah pada umumnya bahkan cenderung lebih memperhatikan murid. Jadi, ingat! Anak dianugerahkan kepada orang tuanya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal tanggung jawab dari orang tuanya untuk mengasah kelebihan dengan mengatasi kekurangan. Be proud to your child!
Milda Faraddina
115120307111036

Fase phalic pada anak usia 3-6 tahun



Phalic? Apa itu? Apa sejenis obat?penyakit?daripada bertanya-tanya tentang apa itu phalic maka kita akan membahas mengenai phalic lebih lanjut. Fase phalic adalah fase mengenai perkembangan psikoseksual anak yaitu pada usia 3-6 tahun. Fase phalic ini berhubungan erat dengan alat kelamin. Jadi pada usia 3-6 tahun, anak sudah mengetahui tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Mereka sudah tahu bahwa ayah itu berbeda dengan ibu. Ayah adalah laki-laki. Dan ibu adalah perempuan. Sehingga ketika usia ini orang tua HARUS memberi pemahaman kepada anak mengenai ‘area pribadi’. Maksudnya dari area pribadi yaitu area yang tidak boleh dilihat ataupun disentuh oleh orang lain kecuali ibu ketika membersihkan setelah buang air dan diri sendiri. Anak harus diajarkan mengenai ‘area pribadi’ ini dengan sungguh-sungguh guna kengurangi risiko anak menjadi korban pelecehan ataupun kekerasan seksual. Karena ketika anak telah diberi pemahaman tentang area pribadi, maka ketika ada orang lain yang ingin berusaha memegang atau melihat area pribadinya baik melalui imming-iming uang ataupun iming-iming yang lain, secara otomatis anak akan menolak karena ia paham tidak ada yang boleh melihat area pribadinya. Jadi untuk orang tua yang memiliki anak usia 3-6 tahun alangkah baiknya jika anak diberi pengetahuan mengenai area pribadi dan juga selalu ingatkan anak anda agar tidak mudah tergoda oleh iming-iming yang diberikan orang lain. Selamat mencoba!

Milda Faraddina
115120307111036

Kamis, 02 Januari 2014

Anak dan Media


Anak & Media : Suka Bermain Lego dan Nonton Satria Bima Garuda

Kali ini anak yang menjadi subjek saya adalah anak berusia 5 tahun, yang biasa dipanggil Faza. Faza adalah tetangga dekat rumah saya. Sering ia bermain ke rumah saya, biasanya ingin bermain mainan yang ada di rumah saya, kadang ia membawa mainannya sendiri. Faza suka bermain lego. Ia suka sekali membangun sesuatu yang ia sebut “istana” dari lego. Biasanya ia bermain bersama kakaknya di rumah, dan kadang juga bermain di rumah saya dengan lego yang ada di rumah saya. Ia suka membuat “Istana” yang tinggi dan kokoh, dengan pilihan warna dan bentuk sesuai imajinasinya.
Kegiatan lain yang sering ia lakukan terutama di rumah, adalah menonton tv. Sering juga kami menonton televisi bersama saat ia bermain ke rumah saya maupun saat saya mampir ke rumahnya. Faza suka sekali serial tv Bima Satria Garuda yang tayang di RCTI. Pernah suatu hari ia bermain ke rumah saya, waktu itu hari minggu, ia menginginkan saya (waktu itu sedang menonton televisi) mengganti channel tv RCTI untuk menonton Bima Satria Garuda. Tuturnya, “apik iki mbak.. iso ngene, berubah!! (Re: bagus ini mbak, bisa begini, berubah!!) *sambil memperagakan aksi Bima Satria Garuda saat akan berubah*”. Ia suka dengan serial televisi ini karena ia selalu menunggu aksi berubahnya Bima Satria Garuda, yang awalnya berwujud manusia menjadi sosok pahlawan berkostum gagah, berkelahi untuk membela kebenaran. Dan selalu menunggu adegan melawan musuh dengan kekuatan luar biasa yang dimiliki setiap tokoh.

Data umum
Jenis : lego dengan ukuran lebih besar

Jenis : serial tv
Judul : bima satria garuda
Durasi: 30 menit, tahun 2013
Penyampaian content
Lego warna-warni, ukuran besar

Film
Content
Macam-macam bentuk untuk dibentuk sesuatu sesuai imajinasi.
Bercerita tentang figure Bima Satria Garuda membela kebenaran, mengembalikan bumi dari serangan kelompok hitam (sebagai musuh)
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·        Melatih kreativitas dan imajinasi anak
·        Melatih kemampuan motorik halus anak
·      Memberi contoh figure baik, berani, saling membantu

Sasaran pembaca/penonton
·      Anak usia pra sekolah dan usia sekolah dasar, karena permainan ini dapat berfungsi dalam meningkatkan kreativitas anak (dari segi kognitif) karena daya imajinasi yang tinggi, serta meningkatkan kemampuan motorik halus anak
·      Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena dalam meningkatkan kreativitas, serta kemampuan kreativitas anak pada permainan ini tidak dibatasi oleh jenis kelamin.
·         Cocok untuk laki-laki karena dalam serial tv ini menampilkan adegan perkelahian yang identik ditunjukkan figure laki-laki dalam melawan kejahatan.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
·      Lego dikemas dengan bentuk yang lebih besar dan warna-warni sehingga dapat menarik minat anak
·      Lego ini jika dimainkan secara kontinu, dapat meningkatkan dan mengembangkan kreativitas anak, hal tersebut sesuai dengan tujuan permainan ini
·      Lego dapat dimainkan oleh semua usia, namun leggo kali ini lebih diperuntukkan anak-anak karena bentuknya yang lebih besar.
·      Dalam beberapa scene, terdapat banyak imajinasi untuk berubah menjadi figure pahlawan, memiliki kekuatan luar biasa.
·      Hal yang ditayangkan terkadang tidak masuk akal atau diluar logika manusia dalam kehidupan sehari-hari
·      Mengandung unsur kekerasan, dalam bentuk perkelahian dan menggunakan senjata untuk melemahkan lawan
Teori yang relevan
·         Pada usia 2 hingga 7 tahun anak masuk dalam tahap pemikiran praoperasional. Tahap pemikiran ini kacau dan tidak terorganisasi dengan baik. Pada subtahap fungsi simbolik, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu obyek yang tidak ada. (Piaget dalam Santrock, 2002)
·         Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat, bergerak dibawah komando yang lebih baik dari mata. (Santrock, 2002)
·      Tahap psikososial yang menandai masa awal anak-anak ialah prakarsa versus rasa bersalah (initiative vs guilt). Hingga saat ini anak-anak telah yakin bahwa mereka adalah diri mereka sendiri; yang selama masa awal anak-anak, mereka harus menemukan menjadi apa mereka kelak. Mereka mengidentifikasikan diri melalui figure yang tampak sangat kuat dan cantik di mata mereka, walaupun sering kali tidak masuk akal, tidak menyenangkan, dan kadang-kadang bahkan berbahaya. (Erickson dalam Santrock, 2002)
·         Pada usia 2 hingga 7 tahun belajar melalui apa yang ia lihat dan di dengar, dan selanjutnya akan ditiru. (lingkungannya), lalu daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus, sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam imajinasi anak-anak. (Piaget, 1951) yang dikutip Mussen, Conger, Kagen dan Huston (1984).

Analisis dari kedua media :
Yang pertama mengenai permainan lego. Permainan ini, jika ditinjau dari jenis permainan ((Bergin, 1988) dalam Santrock 2004) termasuk dalam permainan konstruktif, yang merupakan mengkombinasikan kegiatan sensorimotorik/praktis yang berulang dengan representasi gagasan-gagasan simbolis. Permainan ini terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri. Permainan lego ini melibatkan kemampuan motorik halus serta daya imajinasi anak dalam berkreasi suatu hal yang baru. Menurut Piaget, pada usia 2 hingga 7 tahun anak masuk dalam tahap pemikiran praoperasional. Tahap pemikiran ini kacau dan tidak terorganisasi dengan baik. Pada subtahap fungsi simbolik, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu obyek yang tidak ada. Disini Faza sering membuat beraneka ragam bentuk bangunan dari lego. Biasanya ia membuat bangunan yang ia sebut “istana”. Saat membuat “istana”, Faza tidak melihat secara langsung bentuk istana itu seperti apa. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, ia sudah mengetahui bentuk istana. Karena pada tahap ini pemikiran anak  masih kacau dan tidak terorganisasi dengan baik, maka “istana” yang dibuatnya tidak beraturan. Tidak beraturan disini berarti warna-warna yang ia pilih tidak senada, bentuk-bentuk belum simetris. Jadi “istana” yang dibuatnya terkesan seperti tumpukan lego warna-warni yang dominan dengan bentuk kubus. Meskipun begitu permainan ini cocok untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, dan memancing berkembangnya kemampuan motorik halus, imajinasi serta kreativitas anak.
Lego.jpg   283835_465982700148227_244268679_n.jpg
Selanjutnya mengenai serial tv Bima Satria Garuda. Dari pengamatan saya tentang serial tv ini, figure Bima Satria Garuda ini selalu menghadapi musuh jahat. Saat saya menonton serial tv ini, saat itu figure Bima Satria Garuda mencoba menyelamatkan rekannya yang ditangkap oleh musuh jahatnya. Setiap scene terdapat adegan berkelahi, antara tokoh baik dan tokoh jahat. Sebenarnya tayangan ini memberikan nilai moral berupa saling membantu terhadap teman yang kesusahan, membela kebenaran dan keadilan. Namun upaya penyaluran nilai moral tayangan ini selalu diiringi dengan adegan perkelahian, yang mana secara tidak langsung akan mempengaruhi penonton yang masih anak-anak dengan kemampuan acara ini. Baik pengaruh kognitif, maupun perilaku.
Dalam suatu investigasi longitudinal, jumlah kekerasan yang ditonton di televisi  pada usia 8 tahun berhubungan secara signifikan dengan keseriusan tindakan-tindakan kriminal yang dilakukan orang dewasa (Huesmann, 1986). Anak laki-laki yang banyak menonton agresi di televisi cenderung melakukan suatu kejahatan, kekerasan, bersumpah, agresif dalam olahraga, mengancam kekerasan terhadap anak laki-laki lain. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kekerasan televisi menyebabkan anak-anak lebih agresif.  Hal ini ditunjukkan oleh sikap Faza yang memukuli kakaknya ketika hal yang ia inginkan direbut kakaknya, atau semacamnya, meskipun frekuensinya tergolong tidak selalu.
Menurut Erickson (1968), tahap psikososial yang menandai masa awal anak-anak ialah prakarsa versus rasa bersalah (initiative vs guilt). Hingga saat ini anak-anak telah yakin bahwa mereka adalah diri mereka sendiri; yang selama masa awal anak-anak, mereka harus menemukan menjadi apa mereka kelak. Mereka mengidentifikasikan diri melalui figure yang tampak sangat kuat dan cantik di mata mereka, walaupun sering kali tidak masuk akal, tidak menyenangkan, dan kadang-kadang bahkan berbahaya. selama masa awal anak-anak, anak-anak menggunakan ketrampilan-ketrampilan perseptual , motorik, kognitif, dan bahasa mereka untuk melakukan sesuatu. Dengan daya tangkap anak yang menonton serial tv ini, secara naluri kadang Faza mengidentifikasikan dirinya sebagai tokoh Bima Satri Garuda. Dengan adegan-adegan yang ditonton, secara tidak langsung mereka akan mencontohnya. Karena anak pada usia ini belajar melalui apa yang ia lihat dan di dengar, dan selanjutnya akan ditiru. (lingkungannya), lalu daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus, sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam imajinasi anak-anak.


My opinion / conclusion :
Saya lebih menyukai permainan leggo, karena permainan ini tidak berdampak negative apapun pada anak jika dimainkan, justru dampak positif saja yang dapat dirasakan. Diantaranya yaitu mengembangkan kemampuan kognitif meliputi kreativitas dan imajinasi, sehingga saya menyarankan pada orangtua agar mendampingi anaknya saat bermain supaya keoptimalan akan tujuan permainan ini dapt tercapai dengan baik.
Sedangkan media yang satu lagi, yaitu serial tv Bima Satria Garuda menurut saya kurang baik jika menjadi tontonan anak-anak. karena didalam tayangannya mengandung perkelahian yang masuk dalam unsur kekerasan, meskipun tujuannya untuk membela kebenaran. Karena sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan, menyimpulkan bahwa kekerasan televisi menyebabkan anak-anak lebih agresif. Oleh karena itu disarankan untuk orang tua agar mendampingi anak setiap kali menonton televisi, agar dapat memilah-milah tayangan yang baik untuk anak.

AMALIA RAHMININGRUM
115120307111068