Senin, 30 Desember 2013

Anak dan Media

Nama  : Dora Ratna P.
NIM   :  115120301111006
Kelas  : Psikologi Anak (A.PSI.5)
Dosen : Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi



ANAK DAN MEDIA

“ MANA YANG LEBIH SESUAI?? SPONGEBOB SQUAREPANTS KAH ATAU NINJA HATORI??”

Anisa Fira, itulah nama lengkap anak kecil berusia tujuh tahun yang menjadi subjek saya kali ini, tetapi orang-orang disekitar memanggilnya Anis. Subjek bertempat tinggal di Kertosentono, waktu itu (22 Desember 2013) kebetulan saya bermain ke kos teman saya di daerah itu dan melihat banyak anak-anak kecil disekitarnya, lalu saya mencoba mendekati salah satunya, dan pada akhirnya kenallah saya dengan Anis. Ia sangat lucu dan mudah akrab dengan orang lain, terbukti ketika saya mencoba mendekatinya, ia sangat terbuka dan langsung dekat dengan saya.
Setelah saya melakukan pendekatan, kemudian saya melontarkan beberapa pertanyaan singkat kepadanya. Diketahui bahwa ia suka sekali menonton film kartun, tetapi yang paling ia sukai adalah Spongebob Squarepants yang tayang di Global TV dan Ninja Hatori yang tayang di NET TV. Begitu sukanya ia dengan Spongebob, Anis mengakui ia memiliki banyak sekali boneka Spongebob, dan perlengkapan sekolah (seperti: tas, pensil, dan buku) yang bergambar Spongebob. Saat itu juga ada ibunya Anis, lalu saya juga melontarkan beberapa pertanyaan kepada ibunya. Diketahui bahwa Anis tidak pernah absen untuk nonton kedua kartun ini, terutama Spongebob Squarepants. Kalau sudah nonton film kartun ini, sampai disuruh makan pun sulit sekali, Anis juga sering tertawa sendiri kalau sedang nonton film kartun ini. Menurut Anis, kedua film kartun ini sama-sama lucu. Ternyata, bukan hanya jalan ceritanya yang lucu tetapi wajah tokoh-tokohnya juga sangat lucu menurutnya.
Esoknya, saya langsung nonton kartun Spongebob Squarepants di Global TV walaupun sebenarnya saya juga sudah sering melihatnya. Tetapi, film kartun Ninja Hatori saya tonton dari Youtube karena di kos saya tidak ada siaran NET TV. Kedua kartun ini memang lucu, dan keduanya memiliki judul maupun jalan cerita yang berbeda-beda dalam setiap penayangannya.
Berikut secara ringkas saya tampilkan beberapa hal mengenai film kartun Spongebob Squarepants dan Ninja Hatori.
Data Umum
Jenis : Film Kartun
Judul: Spongebob Squarepants
Jenis : Film Kartun
Judul : Ninja Hatori
Penyampaian Content
Film Full Kartun
Film Full Kartun
Content
Bercerita tentang keseharian Spongebob bersama teman akrabnya Patrick. Keduanya sering melewati berbagai macam peristiwa konyol yang berkaitan dengan para penduduk di Bikini Bottom. Film ini juga menceritakan keahlian  Spongebob dalam memasak, khususnya makanan Krabby Patty. Dalam film ini, juga terdapat seorang tokoh yang membenci Spongebob dan Patrick, yaitu Squidward.
Pertemanan antara seorang Ninja yang bernama Hatori dengan seorang anak yang bernama Kenichi. Hatori yang selalu membantu Kenichi dalam mengatasi berbagai masalah dan Hatori selalu menjaga Kenichi. Dan ada seorang Ninja yang bernama Kimimaki yang selalu membuat masalah dengan Kenichi dan Hatori.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari film kartun ini, dapat mengenalkan mana yang baik dan mana yang tidak baik kepada anak.  Film ini mengajarkan anak-anak untuk selalu bergembira dan bersemangat dalam menghadapi berbagai macam masalah. Film ini juga mengajarkan pemahaman pentingnya arti persahabatan, kedisiplinan, kerajinan, sikap untuk saling menghormati, bekerja keras dan pantang menyerah.
Ceritanya mengajarkan tentang persahabatan, bagaimana untuk selalu setia dengan sahabat dan tidak pernah lelah/bosan untuk mengingatkan sahabat apabila ia berbuat salah. Film kartun ini juga mengajarkan seorang anak untuk saling membantu, dan mengenalkan kepada anak mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan. Dan pesan yang paling penting yang dapat diambil dari film ini adalah kewajiban seorang anak untuk mendengarkan nasihat orang tuanya.
Sasaran Penonton
Film kartun ini cocok ditonton untuk anak usia sekolah (6–11 tahun), karena banyak pesan positif yang dapat dipetik dari film ini sehingga menyiapkan anak untuk dapat berkembang secara baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan bermainnya. Film kartun ini juga cocok ditonton untuk semua jenis kelamin, baik perempuan maupun laki-laki.
Film kartun ini cocok ditonton untuk anak usia sekolah dasar, karena dalam film ini menceritakan tentang keseharian seorang anak di sekolah dasar. Sebenarnya film kartun ini cocok ditonton untuk perempuan maupun laki-laki, namun lebih sesuai lagi apabila ditonton oleh anak laki-laki, karena dalam film ini ada seorang ninja yang sering mengeluarkan atraksi jurus ‘ninja’nya, sehingga dapat merangsang anak laki-laki untuk menjadi seorang laki-laki yang kuat dan pemberani, dan membuat anak laki-laki untuk menggemari kegiatan bela diri.

Pengemasan Media
(kelebihan dan kekurangan)
·      Setting cerita dibawah laut yang jarang diperlihatkan oleh serial kartun lainnya dan tokoh-tokoh yang unik, sehingga sangat menarik perhatian untuk ditonton.
·      Sangat bermanfaat karena banyak pesan positif yang dapat dipetik, tidak hanya menampilkan ‘kelucuan’ sebagai sarana hiburan, melainkan juga sebagai sarana pendidikan.
·      Menampilkan tokoh utama (Spongebob dan Patrick) yang penuh dengan perilaku bodoh atau konyol, sehingga nantinya anak akan meniru perilaku-perilaku tersebut dan membuat otak anak menjadi ‘kecil’ oleh konsumsi adegan-adegan bodoh dan konyol dari tokoh utama tersebut.

·      Penyampaian pesan-pesan moral diperlihatkan dengan jelas (lugas), contohnya nasihat-nasihat dari Hatori kepada Kenichi yang sangat bijak, sehingga anak dapat langsung menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh film kartun tersebut.
·      Adegan-adegan mengganggu atau menjaili orang lain yang ditampakkan dalam film kartun ini akan berdampak negatif bagi anak, anak akan mengimitasi perilaku-perilaku tersebut.
Teori yang Relevan
Tahap operasional konkret Piaget (7-11 tahun) dimana anak mulai mampu berpikir logis dengan melihat sesuatu yang konkret, namun belum mampu berpikir abstrak. Pada tahap ini, adanya penghilangan  egosentrisme, anak juga sudah dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan. Sedangkan pada tahap industri/rajin Erickson (6-11 tahun), anak sudah termotivasi untuk belajar namun masih menuntut adanya perhatian.

ANALISIS
            Sesungguhnya pada film kartun Spongebob Squarepants mengajarkan banyak hal positif terhadap anak, namun disampaikan secara implisit, tidak terlihat secara langsung. Film kartun ini menyampaikan banyak pesan, seperti persahabatan, saling membantu, kerajinan, pantang menyerah dan lainnya. Hal ini sesuai apabila ditonton pada anak usia sekolah, agar ia mampu berkembang secara baik dan positif di lingkungan keluarga, sekolah, maupun bermainnya. Tetapi ketika saya bertanya kepada subjek mengenai film kartun ini, ia hanya menjawab bahwa kartun ini lucu, ia tidak dapat menangkap pesan-pesan positif dari film kartun ini. Hal ini mungkin terjadi karena pesan yang ingin disampaikan oleh film kartun tersebut disampaikan secara implisit, sedangkan pada usia ini anak mampu berpikir logis apabila ada sesuatu yang konkret dihadapannya, sehingga hal ini menyebabakan subjek tidak mampu menangkap pesan yang tersirat dalam film kartun tersebut.
Sedangkan pada film kartun Ninja Hatori, penyampaian pesan positif disampaikan secara eksplisit, hal ini tentu mudah untuk ditangkap oleh subjek, dimana usia subjek sudah memasuki tahap operasional konkret yang mampu untuk berpikir logis terhadap sesuatu yang terlihat atau konkret. Hal ini terbukti ketika saya bertanya kepadanya, ia mengatakan bahwa Ninja Hatori adalah orang yang baik yang suka menolong, sedangkan Kenichi adalah anak yang malas. Maka dapat diartikan bahwa perkembangan kognitif subjek berkembang sebagaimana mestinya, ia mampu menangkap pesan yang hendak disampaikan oleh film kartun tersebut.
Sesuai dengan teori  Erickson bahwa anak usia tujuh tahun sudah memasuki tahap industri/rajin dimana adanya kemauan atau motivasi untuk belajar pada diri anak. Sehingga sesuai apabila subjek diberi tontonan kedua film kartun tersebut, dimana anak diajak belajar untuk menemukan pesan-pesan positif dari film kartun tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Tetapi yang harus diingat, tentu orang tua perlu untuk mendampingi subjek ketika ia menonton film kartun tersebut, sehingga orang tua dapat sambil mengenalkan mengenai sesuatu yang baik dan sesuatu yang tidak baik kepada subjek, sehingga terjadi proses belajar ketika menonton. Karena pembelajaran dengan media yang menyenangkan atau yang digemari anak tentu akan lebih mudah ditangkap oleh anak.

KONKLUSI
            Dari kedua film kartun tersebut, saya lebih menyukai film kartun Ninja Hatori sebagai media pendidikan sekaligus hiburan bagi anak. Karena dalam film kartun ini banyak mengandung pesan positif yang dapat secara langsung ditangkap oleh anak, sebab penyampaiannya yang begitu lugas atau ekplisit. Selain itu, dalam film kartun Ninja Hatori tidak banyak memperlihatkan perilaku-perilaku “tidak baik” seperti pada film kartun Spongebob. Pada film kartun Spongebob Squarepants, banyak perilaku-perilaku bodoh dan tidak baik yang dapat merangsang anak untuk berperilaku seperti itu, juga dapat membuat otak anak berkembang lambat dan “bodoh”. Selain itu, penyampaian pesan dalam film kartun Spongebob tidak secara eksplisit, sehingga anak kurang dapat menangkap sisi edukasinya, hanya menjadi sarana hiburan saja.
            Film kartun Ninja Hatori juga sesuai dengan usia subjek, karena dalam film kartun ini menceritakan keseharian seseorang sebagai anak maupun sebagai siswa di sekolah. Sehingga hal ini tentu menjadi bekal bagi anak tentang bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku menjadi anak yang baik di keluarga maupun di sekolah. Penggunaan tokoh-tokoh pun sesuai dengan kehidupan sehari-hari anak, yaitu orang tua, teman, dan guru, sehingga anak pun semakin mudah untuk mengaplikasikan pesan yang ia lihat dan ia dengar dari film kartun tersebut kedalam kehidupan sehari-harinya.

SARAN
Sebagus-bagusnya atau sebaik-baiknya film kartun, pasti ada juga sisi negatifnya, maka disini peran orang tua sangat penting. Orang tua tidak hanya membiarkan anak menonton sendiri saja tetapi dampingilah anak, kenalkan padanya mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang patut dicontoh dan mana yang tidak patut dicontoh, sehingga juga dapat menjadi sarana pemberian edukasi terhadap anak. Pembelajaran dengan media yang disukai anak, tentu sangat menyenangkan bagi anak dan anak pun lebih mudah menangkapnya.
Selain itu, batasi juga anak dalam menonton, jangan biarkan anak menonton terlalu berlebihan karena dapat membuat anak kecanduan dan ketergantungan. Orang tua juga harus dapat memilah-milah film kartun mana yang pantas untuk ditonton dan film kartun mana yang tidak sesuai untuk ditonton oleh anak. Semoga tulisan yang singkat ini dapat memberikan manfaat bagi orang tua ataupun pihak lainnya, sekian dan terimakasih.



Rabu, 18 Desember 2013

ANAK DAN MEDIA "THOMAS / ANGRY BIRDS RIO?"

NAMA: FADHLILLAH GHALI FARAND
NIM : 115120301111008
KELAS : PSIKOLOGI ANAK (A.PSI.5)
DOSEN : ARI PRATIWI, S.Psi, M.Psi.



ANAK DAN MEDIA

"LEBIH BAGUS THOMAS & FRIENDS atau GAMES ANGRY BIRDS RIO? "


Subjek saya kali ini adalah keponakan saya sendiri yang bernama M.Faris Rezky. Dia tepat berusia tiga tahun tanggal 1 November 2013 yang lalu.
Saya sangat dekat dengan dia, walaupun bertemu hanya saat liburan semester, tapi tahun lalu dan tahun ini ia beserta kedua kakak saya berlibur ke Surabaya, jadi sabtu  dan minggu (7-8 Desember 2013) saya berkesempatan untuk bertanya-tanya tentang kartun kesukaannya.
Sebenarnya sudah dari dulu saya tahu, tapi hanya sekedar tahu, belum begitu mendalam mengetahui serial TV Kartun yang menjadi favoritnya. Walaupun sering dari pertanyaan saya dijawab tidak sesuai konteks, dan sangat susah mendapatkan jawaban dari anak berusia 3 tahun yang berbicara masih belum terlalu lancar. Tapi saya masih tetap dan berusaha mengerti maksud dari jawaban Faris.
            Faris sangat menyukai serial TV Thomas and Friends yang ditayangkan di Global TV setiap pagi Pukul 08.00-08.30 WIB. Faris menyukai tayangan ini sejak usianya masih 2 tahun, setelah memasuki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ia masih suka menonton Thomas and Friends, namun dalam bentuk VCD kepingan yang dibelikan mama dan papanya. Ia selalu menyaksikannya setelah pulang sekolah dengan episode yang sama.
            Selain menyukai tayangan Thomas and Friends, Faris sangat menyukai kartun Angry Birds, awalnya ia hanya menyukai gambar-gambar nya saja, namun setelah ia dihadiahi PSP saat usianya dua tahun, dan Tablet saat berulang tahun di usia nya yang ke tiga, ia sangat menyukai games Angry Bird di Tab dan PSP nya. Walaupun sebenarnya Faris bermain games di PSP maupun tab hanya sekedar memainkan hafalan bagaimana cara memainkannya, tidak terlalu mengerti apabila ada sesuatu yang baru atau berada pada level tinggi. Namun untuk memberhentikan Faris bermain angry bird pada tab dan psp nya sangat susah, perlu dikerasi atau dibentak untuk stop bermain games.
Namun dari pengakuan kedua orang tua Faris (re: kakak saya) mereka membelikan Faris Tab dan PSP karena faris sangat menginginkannya terlebih ketika semua keluarga berkumpul, sepupu dan saudara-saudara seumuran Faris sudah memiliki Tablet atau Ipad masing-masing, sehingga Faris menjadi sangat mengingankan benda tersebut. Karena “kasihan” maka kedua kakak saya ini membelikan hadiah PSP dan Tablet pada saat faris berulang tahun.

            Setelah saya mengetahui kartun kesukaan Faris, saya mencari tayangan di youtube tentang serial TV Thomas and Friends dengan berbagai episode, yang secara keseluruhan memiliki jalan cerita yang sama, dan khas. Tidak jauh berbeda tiap episode, hanya percakapan, konteks masalah, dan latar belakang yang berbeda, secara isi keseluruhan dan penyampaian pesan sama semua.
Untuk games Angry Bird edisi RIO saya sudah memilikinya lama di tablet saya, sama dengan kebanyakan kartun lain, games ini menceritakan hal yang sama pada setiap levelnya, dan memiliki tugas dan misi yang sama yaitu membunuh babi dengan melemparkan burung mnggunakan ketapel. Namun hanya saja memiliki tingkatan kesulitan yang berbeda-beda, dan visualisasi yang berbeda, untuk edisi RIO sendiri merupakan edisi baru yang lebih bagus gambar dan penampilannya, serta tempat bermainnya beda, kalau angry bird biasa di luar, maka RIO bermainnya kebanyakan didalam ruangan. Secara visual gambat edisi RIO sepertinya lebih diperuntukan gamers remaja atau usia bukan anak-anak karena tampilan tidak seperti anak-anak lagi lebih eksklusif. Namun secara keseluruhan sama saja.

          
FARIS in Action
          
Secara singkat saya merangkum kan tentang Thomas and Friends dan Games Angry Bird
Data Umum
Jenis : Serial TV Kartun
Judul : Thomas and Friends
Jenis : Game Portable dalam PSP dan Tablet
Judul : Angry Bird edisi RIO
Penyampaian Content
Full Cartoon
Games dengan Icon Kartun Angry Birds
Content
Serial TV kartun lucu yang berkisah tentang beberapa kereta api yang bertugas di sebuah tempat yaitu Pulau Sodor
Games yang menceritakan tentang marahnya seorang burung terhadap babi yang mencuri telur-telurnya.
Pelajaran yang bisa di ambil
Cerita dan animasi Thomas ini cukup sederhana dan tidak serumit dan secanggih cerita-cerita Disney dan sebagainya, karena kesederhanaannya serial TV ini direkomendasikan untuk anak-anak. Kisahnya sangat mengajarkan empati, persahabatan, kerjasama, kasih sayang dan sikap positif lainnya serta tidak ada unsur kekerasan yang baik ditanamkan pada diri anak-anak.
Sebenarnya games ini adaptasi dari film Angry bird yang menceritakan kemarahan burung terhadap babi yang mecuri telur-telur burung. Yang bisa diambil dari cerita ini adalah jangan mengambil yang bukan haknya karena bisa terjadi perpecahan

Sasaran Penonton
Semua umur tetapi lebih cocok untuk anak-anak usia balita dan sekolah. Namun lebih cocok untuk balita karena ceritanya sangat sederhana dan mendidik balita
Semua umur, tidak hanya anak-anak melainkan dewasa pun sangat suka memainkan games satu ini. Namun karena kartun, sehingga memang pasarnya adalah anak-anak.
Pengemasan Media (kelebihan & Kekurangan)
·   (+) Penokohan yang unik karena menggunakan media transportasi (kereta api) dikemas semenarik mungkin.
( - )  Alur cerita yang sama setiap episode nya membuat anak mudah menebak ceritanya, dan apabila anak sudah mulai mengerti, kemungkinan akan bosan dengan Thomas and Friends.
(
(+) Gambar dan visual yang sangat bagus, full color dan tidak membosankan

(-) tidak ada memainkan fungsi verbal atau suara, sehingga monoton. Tidak banyak pelajaran didalamnya selain jangan mencuri.
Fokus pada pertengkaran burung dan babi.
Tidak pernah terselesaikan konflik dalam games
Teori yang Relevan
Periode perkembangan Piaget, di periode pra operasional (2-7tahun) Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku. Anak usia balita belajar melalui apa yang ia lihat dan di dengar, dan selanjutnya akan ditiru. (lingkungannya), lalu daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus sehingga anak sering berbicara sendiri, atau dengan benda disekitarnya sehingga menghasilkan suatu tindakan yang telah dilihat di masa lalu dan dalam imajinasi anak-anak.
            

TEORI
-          Tahap Pra-Oprasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran Pra-Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

-          Perkembangan Bahasa
 Anak Usia 2-6 Tahun bercirikan;
-          Anak sudah menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
-          Tingkat berpikir anak sudah lebih maju
-          Anak banyak bertanya tentang waktu, sebab akibat melalui pertanyaan kapan, mengapa, bagaimana.

-           Perkembangan Sosial
Pada usia anak memasuki 4 tahun,  perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya.

-           Perkembangan Bermain
Usia anak pra-sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Terdapat beberapa macam permainan anak seperti;
-          Permainan fungsi (permainan gerak),ex: meloncat-loncat, berlarian dsb.
-          Permainan fiksi, ex: kuda-kudaan, perang-perangan dsb
-          Permainan reseptif atau apresiatif, ex: mendengar cerita, dongeng dsb
-          Permainan konstruksi, ex: membuat kue dari tanah, membuat rumah-rumahan dsb
-          Permainan prestasi, ex: sepak bola, basket, dsb



ANALISIS

"Thomas and Friends" menceritakan tentang bagaimana kereta api-kereta api itu menjalankan tugas mereka masing-masing, tentang sebuah persahabatan, tentang perbuatan saling tolong menolong, saling bekerja sama, saling memaafkan, dan banyak hal lain yang bagus diajarkan untuk anak-anak. Pada usia batita-balita memang merupakan proses pembentukan karakter yang sangat penting, karenanya anak haruslah sedini mungkin diajari dan diberikan pengertian tentang hal-hal yang baik serta perbuatan yang baik pula. Sehingga secara implisit, serial TV dan Film Thomas adn Friend layak disaksikan anak-anak usia 2-6 Tahun.
            Termasuk Faris yang sekarang berusia tiga tahun, dan sangat menyukai baik tokoh animasi maupun cerita dari Thomas ini. Kesukaannya terhadap Thomas juga terlihat saat pemilihan baju, tas, dan sepatu yang bergambarkan tokoh Thomas yang identik dengan warna biru.
Ketika saya tanya tentang cerita Thomas, Faris menjawab bahwa Thomas itu kereta yang baik, punya banyak teman dan baik hati. Secara garis besar Faris menangkap makna dari tontonan serial TV Thomas yang selalu ditontonnya. Namun dia belum bisa menghapalkan semua tokoh atau teman-teman Thomas yang lain. Dan dibenarkan oleh sang Mama, yaitu kakak saya sendiri Faris memang mengerti cerita Thomas, tapi untuk mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari seperti di Paud, maupun di lingkungan bermain dirumahnya dia belum begitu mampu. Karena masih malu-malu ketika berteman, terlebih dengan orang baru. Dan kemungkinan faris masih bingung ingin meniru perbuatan baik Thomas kedalam konteks apa, karena seluruh cerita Thomas berada dalam lingkup kereta api. Berjalannya waktu, semakin lama faris menyukai Thomas mungkin akan lebih mudah Faris mengaplikasikan atau meniru perbuatan dan moral baik Thomas kedalam kehidupan nyata.

            Kemudian untuk games yang disukai Faris, apabila dia sudah mengerti apa tujuan dari kartun "Angry Bird (RIO)" yaitu jangan mencuri mungkin akan lebih baik, namun kenyataannya dia hanya mengetahui bahwa membunuh babi ialah dengan mengunakan ketapel dan burung. Secara garis besar pesan moral angry birds ini tidak bisa diterima oleh kebanyakan anak-anak termasuk Faris, bahkan adegan pertengkaran burung dan babi karena babi mencuri telur burung merupakan perbuatan dan pesan moral yang kurang baik untuk anak-anak.
Bisa jadi pertengkakaran dan perilaku mencuri telur yang akan ditiru anak-anak, karena penggambaran icon burung dan babi yang dikemas menarik membuat anak lupa bahwa ada cerita dalam angry bird, anak hanya fokus pada permainnya saja.
           
Pada intinya tayangan Thomas yang menjadi sebuah media hiburan yang disukai anak-anak termasuk Faris, bisa menjadi investasi perbaikan moral, dan penanaman nilai-nilai kebaikan sejak dini, sehingga tayangan ini secara keseluruhan baik ditonton anak-anak walaupun usia baalita. Dengan catatan tetap perlu pengawasan orang tua, jangan sampe menonton terlalu berlebihan ketika tayangan ini sudah menjadi kepingan DVD atau VCD yang beredar. Karena akan membuat nilai-nilai baik yang tertanam tadi hilang, tergantikan dengan asyik dan seru nya kartun itu saja.
Dan Angry Bird menurut saya masih kurang tepat disajikan pada anak-anak karena, games bisa membuat ketagihan, sebenarnya tayangan televisi juga, tapi untuk menyetop anak menonton lebih mudah dibandingkan dengan memberhentikan anak bermain (apalagi dengan PSP dan Tab) yang notabene adalah kehidupan mereka ada pada games tersebut.


KONKLUSI
Dari dua media yang disukai Faris yaitu Film Kartun Thomas and Friends dan Games Angry Birds. Saya sangat setuju dan lebih menyukai kartun Thomas and Friends sebagai media tumbuh kembang dan media hiburan Faris dengan Usianya yang baru menginjak 3 tahun. Karena sangat sesuai dengan usianya, dan banyak pelajaran serta moral yang dapat diambil pelajaran dari kartun Thomas and Friends. Walaupun kartun ini sangat sederhana dari segi cerita dan animasinya, namun kartun ini memiliki suara, sehingga anak sudah mulai tebiasa mendengarkan dan berlatih berbicara, karena saat ini banyak kartun yang terkenal tapi tidak ada percakapan atau dialognya hanya gerakan saja. Sehingga dengan menonton Thomas anak bisa sekaligus belajar berbicara secara benar.
Kartun ini secara perkembangan psikologis sangat bermanfaat, dimana  anak dapat menerima informasi yang sederhana dan dapat meningkatkan kognitifnya, pada fase ini pun anak mampu berfantasi atau berimajinasi Kemampuan anak berimajinasi ini perlu difasilitasi untuk meningkatkan daya imajinasi mereka yang kemudian akan mampu mengembangkan kognitif dan daya ingat anak Menurut Piaget perkembangan kognitif usia prasekolah masuk dalam kategori preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis (kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik). Periode ini dtandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan sesuatu yang lain dengan menggunakan symbol (kata-kata, bahasa gerak dan benda).
Kemampuan mengingat pada anak merupakan suatu aktifitas kognitif, telah dijelaskan diatas bahwa perkembangan kognitif anak usia prasekolah yaitu berkembangnyaa semiotic funcition, ketika kemampuan semiotic funcition berkembang maka kemampuan mengingat pada anakpun berkembang. Reaksi emosi senangnya anak dalam mendengarkan dan melihat tayangan Thomas dapat mempengaruhi aktifitas kognitif menjadi semakin berkembang baik.



SARAN
Jadi, walaupun saat ini banyak media yang menayangkan kartun untuk anak-anak,orang tua harus selalu mendampingi anak untuk memilih dan memilah media yang mendidik untuk anak.
Karena pada dasarnya kartun itu baik apabila sarat pendidikan, bagiamana cara mengetahui kartun itu sarat pendidikan atau tidak, Pendampingan orang tua saat anak-anak menonton kartun sangat penting sekali untuk menentukan apa itu layak atau tidak. Perusahaan animasi dan pertelevisian membuat kartun ada range untuk umur tertentu maka para orang tua harus bijak memilih kartun yang sesuai dengan umur anak.
Tapi jangan biarkan anak terus menerus menonton kartun dan hanya duduk menonton karena hal itu juga tidak terlalu bagus buat anak kita, jadi kurang bersosialisasi, kurang aktif. Jadi intinya jangan terlalu berlebihan dan terus dampingi anak. Setidaknya sehari anak sebaiknya hanya menonton TV kurang lebih 2 jam saja. Karena terlalu banyak menonton tayangan televisi seperti kartun bisa membuat anak malas bermain dgn teman-temannya sehingga berakibat buruk pada sosialisasinya. Kebanyakan menonton kartun juga memicu agresifitas. Jalan keluarnya berikan aktivitas yg lain. Seperti bermain puzzle, mewarnai, atau hal-hal yang lebih melatih motorik kasarnya sperti bermain sepeda atau lari-lari kecl.
Dan semoga harapan penulis adalah, artikel dan informasi kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, orang tua, dan pendidik. 
 














SEKIAN
-Fadhli-