Senin, 30 Desember 2013

Anak dan Media

Nama  : Dora Ratna P.
NIM   :  115120301111006
Kelas  : Psikologi Anak (A.PSI.5)
Dosen : Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi



ANAK DAN MEDIA

“ MANA YANG LEBIH SESUAI?? SPONGEBOB SQUAREPANTS KAH ATAU NINJA HATORI??”

Anisa Fira, itulah nama lengkap anak kecil berusia tujuh tahun yang menjadi subjek saya kali ini, tetapi orang-orang disekitar memanggilnya Anis. Subjek bertempat tinggal di Kertosentono, waktu itu (22 Desember 2013) kebetulan saya bermain ke kos teman saya di daerah itu dan melihat banyak anak-anak kecil disekitarnya, lalu saya mencoba mendekati salah satunya, dan pada akhirnya kenallah saya dengan Anis. Ia sangat lucu dan mudah akrab dengan orang lain, terbukti ketika saya mencoba mendekatinya, ia sangat terbuka dan langsung dekat dengan saya.
Setelah saya melakukan pendekatan, kemudian saya melontarkan beberapa pertanyaan singkat kepadanya. Diketahui bahwa ia suka sekali menonton film kartun, tetapi yang paling ia sukai adalah Spongebob Squarepants yang tayang di Global TV dan Ninja Hatori yang tayang di NET TV. Begitu sukanya ia dengan Spongebob, Anis mengakui ia memiliki banyak sekali boneka Spongebob, dan perlengkapan sekolah (seperti: tas, pensil, dan buku) yang bergambar Spongebob. Saat itu juga ada ibunya Anis, lalu saya juga melontarkan beberapa pertanyaan kepada ibunya. Diketahui bahwa Anis tidak pernah absen untuk nonton kedua kartun ini, terutama Spongebob Squarepants. Kalau sudah nonton film kartun ini, sampai disuruh makan pun sulit sekali, Anis juga sering tertawa sendiri kalau sedang nonton film kartun ini. Menurut Anis, kedua film kartun ini sama-sama lucu. Ternyata, bukan hanya jalan ceritanya yang lucu tetapi wajah tokoh-tokohnya juga sangat lucu menurutnya.
Esoknya, saya langsung nonton kartun Spongebob Squarepants di Global TV walaupun sebenarnya saya juga sudah sering melihatnya. Tetapi, film kartun Ninja Hatori saya tonton dari Youtube karena di kos saya tidak ada siaran NET TV. Kedua kartun ini memang lucu, dan keduanya memiliki judul maupun jalan cerita yang berbeda-beda dalam setiap penayangannya.
Berikut secara ringkas saya tampilkan beberapa hal mengenai film kartun Spongebob Squarepants dan Ninja Hatori.
Data Umum
Jenis : Film Kartun
Judul: Spongebob Squarepants
Jenis : Film Kartun
Judul : Ninja Hatori
Penyampaian Content
Film Full Kartun
Film Full Kartun
Content
Bercerita tentang keseharian Spongebob bersama teman akrabnya Patrick. Keduanya sering melewati berbagai macam peristiwa konyol yang berkaitan dengan para penduduk di Bikini Bottom. Film ini juga menceritakan keahlian  Spongebob dalam memasak, khususnya makanan Krabby Patty. Dalam film ini, juga terdapat seorang tokoh yang membenci Spongebob dan Patrick, yaitu Squidward.
Pertemanan antara seorang Ninja yang bernama Hatori dengan seorang anak yang bernama Kenichi. Hatori yang selalu membantu Kenichi dalam mengatasi berbagai masalah dan Hatori selalu menjaga Kenichi. Dan ada seorang Ninja yang bernama Kimimaki yang selalu membuat masalah dengan Kenichi dan Hatori.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari film kartun ini, dapat mengenalkan mana yang baik dan mana yang tidak baik kepada anak.  Film ini mengajarkan anak-anak untuk selalu bergembira dan bersemangat dalam menghadapi berbagai macam masalah. Film ini juga mengajarkan pemahaman pentingnya arti persahabatan, kedisiplinan, kerajinan, sikap untuk saling menghormati, bekerja keras dan pantang menyerah.
Ceritanya mengajarkan tentang persahabatan, bagaimana untuk selalu setia dengan sahabat dan tidak pernah lelah/bosan untuk mengingatkan sahabat apabila ia berbuat salah. Film kartun ini juga mengajarkan seorang anak untuk saling membantu, dan mengenalkan kepada anak mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan. Dan pesan yang paling penting yang dapat diambil dari film ini adalah kewajiban seorang anak untuk mendengarkan nasihat orang tuanya.
Sasaran Penonton
Film kartun ini cocok ditonton untuk anak usia sekolah (6–11 tahun), karena banyak pesan positif yang dapat dipetik dari film ini sehingga menyiapkan anak untuk dapat berkembang secara baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan bermainnya. Film kartun ini juga cocok ditonton untuk semua jenis kelamin, baik perempuan maupun laki-laki.
Film kartun ini cocok ditonton untuk anak usia sekolah dasar, karena dalam film ini menceritakan tentang keseharian seorang anak di sekolah dasar. Sebenarnya film kartun ini cocok ditonton untuk perempuan maupun laki-laki, namun lebih sesuai lagi apabila ditonton oleh anak laki-laki, karena dalam film ini ada seorang ninja yang sering mengeluarkan atraksi jurus ‘ninja’nya, sehingga dapat merangsang anak laki-laki untuk menjadi seorang laki-laki yang kuat dan pemberani, dan membuat anak laki-laki untuk menggemari kegiatan bela diri.

Pengemasan Media
(kelebihan dan kekurangan)
·      Setting cerita dibawah laut yang jarang diperlihatkan oleh serial kartun lainnya dan tokoh-tokoh yang unik, sehingga sangat menarik perhatian untuk ditonton.
·      Sangat bermanfaat karena banyak pesan positif yang dapat dipetik, tidak hanya menampilkan ‘kelucuan’ sebagai sarana hiburan, melainkan juga sebagai sarana pendidikan.
·      Menampilkan tokoh utama (Spongebob dan Patrick) yang penuh dengan perilaku bodoh atau konyol, sehingga nantinya anak akan meniru perilaku-perilaku tersebut dan membuat otak anak menjadi ‘kecil’ oleh konsumsi adegan-adegan bodoh dan konyol dari tokoh utama tersebut.

·      Penyampaian pesan-pesan moral diperlihatkan dengan jelas (lugas), contohnya nasihat-nasihat dari Hatori kepada Kenichi yang sangat bijak, sehingga anak dapat langsung menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh film kartun tersebut.
·      Adegan-adegan mengganggu atau menjaili orang lain yang ditampakkan dalam film kartun ini akan berdampak negatif bagi anak, anak akan mengimitasi perilaku-perilaku tersebut.
Teori yang Relevan
Tahap operasional konkret Piaget (7-11 tahun) dimana anak mulai mampu berpikir logis dengan melihat sesuatu yang konkret, namun belum mampu berpikir abstrak. Pada tahap ini, adanya penghilangan  egosentrisme, anak juga sudah dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan. Sedangkan pada tahap industri/rajin Erickson (6-11 tahun), anak sudah termotivasi untuk belajar namun masih menuntut adanya perhatian.

ANALISIS
            Sesungguhnya pada film kartun Spongebob Squarepants mengajarkan banyak hal positif terhadap anak, namun disampaikan secara implisit, tidak terlihat secara langsung. Film kartun ini menyampaikan banyak pesan, seperti persahabatan, saling membantu, kerajinan, pantang menyerah dan lainnya. Hal ini sesuai apabila ditonton pada anak usia sekolah, agar ia mampu berkembang secara baik dan positif di lingkungan keluarga, sekolah, maupun bermainnya. Tetapi ketika saya bertanya kepada subjek mengenai film kartun ini, ia hanya menjawab bahwa kartun ini lucu, ia tidak dapat menangkap pesan-pesan positif dari film kartun ini. Hal ini mungkin terjadi karena pesan yang ingin disampaikan oleh film kartun tersebut disampaikan secara implisit, sedangkan pada usia ini anak mampu berpikir logis apabila ada sesuatu yang konkret dihadapannya, sehingga hal ini menyebabakan subjek tidak mampu menangkap pesan yang tersirat dalam film kartun tersebut.
Sedangkan pada film kartun Ninja Hatori, penyampaian pesan positif disampaikan secara eksplisit, hal ini tentu mudah untuk ditangkap oleh subjek, dimana usia subjek sudah memasuki tahap operasional konkret yang mampu untuk berpikir logis terhadap sesuatu yang terlihat atau konkret. Hal ini terbukti ketika saya bertanya kepadanya, ia mengatakan bahwa Ninja Hatori adalah orang yang baik yang suka menolong, sedangkan Kenichi adalah anak yang malas. Maka dapat diartikan bahwa perkembangan kognitif subjek berkembang sebagaimana mestinya, ia mampu menangkap pesan yang hendak disampaikan oleh film kartun tersebut.
Sesuai dengan teori  Erickson bahwa anak usia tujuh tahun sudah memasuki tahap industri/rajin dimana adanya kemauan atau motivasi untuk belajar pada diri anak. Sehingga sesuai apabila subjek diberi tontonan kedua film kartun tersebut, dimana anak diajak belajar untuk menemukan pesan-pesan positif dari film kartun tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Tetapi yang harus diingat, tentu orang tua perlu untuk mendampingi subjek ketika ia menonton film kartun tersebut, sehingga orang tua dapat sambil mengenalkan mengenai sesuatu yang baik dan sesuatu yang tidak baik kepada subjek, sehingga terjadi proses belajar ketika menonton. Karena pembelajaran dengan media yang menyenangkan atau yang digemari anak tentu akan lebih mudah ditangkap oleh anak.

KONKLUSI
            Dari kedua film kartun tersebut, saya lebih menyukai film kartun Ninja Hatori sebagai media pendidikan sekaligus hiburan bagi anak. Karena dalam film kartun ini banyak mengandung pesan positif yang dapat secara langsung ditangkap oleh anak, sebab penyampaiannya yang begitu lugas atau ekplisit. Selain itu, dalam film kartun Ninja Hatori tidak banyak memperlihatkan perilaku-perilaku “tidak baik” seperti pada film kartun Spongebob. Pada film kartun Spongebob Squarepants, banyak perilaku-perilaku bodoh dan tidak baik yang dapat merangsang anak untuk berperilaku seperti itu, juga dapat membuat otak anak berkembang lambat dan “bodoh”. Selain itu, penyampaian pesan dalam film kartun Spongebob tidak secara eksplisit, sehingga anak kurang dapat menangkap sisi edukasinya, hanya menjadi sarana hiburan saja.
            Film kartun Ninja Hatori juga sesuai dengan usia subjek, karena dalam film kartun ini menceritakan keseharian seseorang sebagai anak maupun sebagai siswa di sekolah. Sehingga hal ini tentu menjadi bekal bagi anak tentang bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku menjadi anak yang baik di keluarga maupun di sekolah. Penggunaan tokoh-tokoh pun sesuai dengan kehidupan sehari-hari anak, yaitu orang tua, teman, dan guru, sehingga anak pun semakin mudah untuk mengaplikasikan pesan yang ia lihat dan ia dengar dari film kartun tersebut kedalam kehidupan sehari-harinya.

SARAN
Sebagus-bagusnya atau sebaik-baiknya film kartun, pasti ada juga sisi negatifnya, maka disini peran orang tua sangat penting. Orang tua tidak hanya membiarkan anak menonton sendiri saja tetapi dampingilah anak, kenalkan padanya mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang patut dicontoh dan mana yang tidak patut dicontoh, sehingga juga dapat menjadi sarana pemberian edukasi terhadap anak. Pembelajaran dengan media yang disukai anak, tentu sangat menyenangkan bagi anak dan anak pun lebih mudah menangkapnya.
Selain itu, batasi juga anak dalam menonton, jangan biarkan anak menonton terlalu berlebihan karena dapat membuat anak kecanduan dan ketergantungan. Orang tua juga harus dapat memilah-milah film kartun mana yang pantas untuk ditonton dan film kartun mana yang tidak sesuai untuk ditonton oleh anak. Semoga tulisan yang singkat ini dapat memberikan manfaat bagi orang tua ataupun pihak lainnya, sekian dan terimakasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar