ORANG TUA MENJADI SAHABAT ANAK
Sering ditemukan kasus anak yang
dibiarkan oleh orang tua nya, mereka tidak diperdulikan dan diperhatikan, orang
tua sibuk dengan urusannya masing-masing. Sering dijumpai orang tua yang sibuk
bekerja, sibuk mengumpulkan uang, sehingga lupa kalau uang bukanlah prioritas
utama. Orang tua lupa kalau disebelah sana ada anak yang membutuhkan kasih
sayangnya, anak sangat membutuhkan orang tuanya. Seharusnya, disini orang tua
mengambil peranan penting dalam pertumbuhan anak, orang tua seharusnya sangat terlibat
dalam kehidupan anak. Keluarga menjadi pondasi penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak nantinya. Apabila si anak tidak mendapatkan pondasi yang
cukup baik dan kuat maka nantinya akan mengganggu petumbuhan dan perkembangannya. Orang
tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan anak tetapi lebih dari itu, orang
tua harus menjadi sahabat anak. Mengapa harus sahabat??????
Sahabat adalah orang yang setia, selalu
ada setiap dibutuhkan, pengertian, mau menolong, mau untuk saling bekerjasama,
mempunyai rasa simpati dan empati. Sehingga orang tua tidak hanya tahu tentang
kehidupan anak, tetapi juga mengerti dan terlibat dalam kehidupan si anak.
Dengan menempatkan posisinya sebagai sahabat, berarti orang tua menempatkan
posisi sebagai mitra/partner yang sejajar dengan anak, sehingga si anak pun menjadi
nyaman dengan keadaan seperti itu. Orang tua menjadi sahabat anak berarti orang tua harus mampu memasuki
dunia si anak, orang tua harus tahu dan memahami tahap perkembangan dan pola
pemikirannya. Anak-anak masih berada pada tahapan perkembangan kognitif sensorimotor, praoperasional, dan operasional
konkret. Dimana anak masih berpikir egosentris, primitif, ingin selalu tahu,
dan masih berpikir sesuatu yang sifatnya konkret bukan abstrak. Dalam perkembangan
psikososialnya, anak berada dalam tahapan trust vs mistrust (kepercayaan vs
kecurigaan), autonomy vs shame-doubt (otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu),
initiative vs guilt (inisiatif vs kesalahan), industry vs inferiority (kerajinan
vs inferioritas). Dimana anak dalam tahapan membangun kenyamanan serta kepercayaan,
keaktifan, rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba, mencapai sesuatu, maupun
kepercayaan diri. Orang tua juga harus memperhatikan perkembangan emosi, diri
maupun moral anak. Sehingga hal ini menjadi bekal bagi orang tua untuk dapat
merawat dan mendidik anaknya dengan tepat dan baik.
Menjadi sahabat anak berarti juga
mampu mencurahkan waktunya buat si anak. Orang tua harus mampu menjadi
pendengar yang baik, berinteraksi secara aktif dengan si anak, menjalin
komunikasi yang baik dan harmonis, bersikap jujur, mengatakan kesalahan dan
kebaikan anak atau kelemahan dan keunggulannya, dan memberi kepercayaan pada
anak. Tetapi hal yang perlu diingat juga, walaupun orang tua menjadi sahabat
anak, jangan lupa untuk tetap menempatkan diri dalam posisi sebagai orang tua, orang yang
harus dihargai dan dihormati, yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mendisiplinkan anak.
Sekian tulisan yang ingin saya
bagikan. Semoga sedikit tulisan ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi
banyak orang tua maupun calon orang tua. Ditunggu komentar maupun tambahan-tambahan ide yang berguna
bagi saya maupun bagi tiap orang yang membacanya. Terima kasih :)
Dora Ratna P.
115120301111006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar