Selasa, 12 November 2013

SAHABAT ANAK



ORANG TUA MENJADI SAHABAT ANAK



Sering ditemukan kasus anak yang dibiarkan oleh orang tua nya, mereka tidak diperdulikan dan diperhatikan, orang tua sibuk dengan urusannya masing-masing. Sering dijumpai orang tua yang sibuk bekerja, sibuk mengumpulkan uang, sehingga lupa kalau uang bukanlah prioritas utama. Orang tua lupa kalau disebelah sana ada anak yang membutuhkan kasih sayangnya, anak sangat membutuhkan orang tuanya. Seharusnya, disini orang tua mengambil peranan penting dalam pertumbuhan anak, orang tua seharusnya sangat terlibat dalam kehidupan anak. Keluarga menjadi pondasi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak nantinya. Apabila si anak tidak mendapatkan pondasi yang cukup baik dan kuat maka nantinya akan mengganggu petumbuhan dan perkembangannya. Orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan anak tetapi lebih dari itu, orang tua harus menjadi sahabat anak. Mengapa harus sahabat??????
Sahabat adalah orang yang setia, selalu ada setiap dibutuhkan, pengertian, mau menolong, mau untuk saling bekerjasama, mempunyai rasa simpati dan empati. Sehingga orang tua tidak hanya tahu tentang kehidupan anak, tetapi juga mengerti dan terlibat dalam kehidupan si anak. Dengan menempatkan posisinya sebagai sahabat, berarti orang tua menempatkan posisi sebagai mitra/partner yang sejajar dengan anak, sehingga si anak pun menjadi nyaman dengan keadaan seperti itu. Orang tua menjadi sahabat anak berarti orang tua harus mampu memasuki dunia si anak, orang tua harus tahu dan memahami tahap perkembangan dan pola pemikirannya. Anak-anak masih berada pada tahapan perkembangan kognitif  sensorimotor, praoperasional, dan operasional konkret. Dimana anak masih berpikir egosentris, primitif, ingin selalu tahu, dan masih berpikir sesuatu yang sifatnya konkret bukan abstrak. Dalam perkembangan psikososialnya, anak berada dalam tahapan trust vs mistrust (kepercayaan vs kecurigaan), autonomy vs shame-doubt (otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu), initiative vs guilt (inisiatif vs kesalahan), industry vs inferiority (kerajinan vs inferioritas). Dimana anak dalam tahapan membangun kenyamanan serta kepercayaan, keaktifan, rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba, mencapai sesuatu, maupun kepercayaan diri. Orang tua juga harus memperhatikan perkembangan emosi, diri maupun moral anak. Sehingga hal ini menjadi bekal bagi orang tua untuk dapat merawat dan mendidik anaknya dengan tepat dan baik.
Menjadi sahabat anak berarti juga mampu mencurahkan waktunya buat si anak. Orang tua harus mampu menjadi pendengar yang baik, berinteraksi secara aktif dengan si anak, menjalin komunikasi yang baik dan harmonis, bersikap jujur, mengatakan kesalahan dan kebaikan anak atau kelemahan dan keunggulannya, dan memberi kepercayaan pada anak. Tetapi hal yang perlu diingat juga, walaupun orang tua menjadi sahabat anak, jangan lupa untuk tetap menempatkan diri dalam posisi sebagai orang tua, orang yang harus dihargai dan dihormati, yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mendisiplinkan anak.
Sekian tulisan yang ingin saya bagikan. Semoga sedikit tulisan ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi banyak orang tua maupun calon orang tua. Ditunggu komentar maupun tambahan-tambahan ide yang berguna bagi saya maupun bagi tiap orang yang membacanya. Terima kasih :)


Dora Ratna P.
115120301111006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar